Monday, 2 December 2019

PRAKTIKUM : UJI TEKAN BETON

Pada praktikum ini akan dibahas mengenai uji tarik baja. berikut hasil dari percobaan kelompok 2 dari modul 9.




Tujuan Percobaan Curing Beton Silinder

Tujuan dari percobaan curing beton silinder adalah membantu berlangsungnya reaksi kimia yang terjadi antara senyawa pembentuk beton.

Alat / Kondisi Curing Beton Silinder

Kondisi dari curing beton silinder adalah
  • Ruangan lembab dengan kelembaban relative tidak kurang dari 95%.
  • Bak yang diisi air kapur jenuh untuk curing.

Prosedur

  1. Siapkan benda uji.
  2. Letakkan benda uji dalam ruangan lembap atau dengan perendaman di dalam air kapur.

Tujuan Percobaan Capping Beton Silinder

Pembuatan capping pada beton dengan belerang atau senyawa capping lainnya. Capping dilakukan dalam rangka mempersiapkan beton silinder untuk pelaksanaan pengujian kuat tekan. Pemberian capping diperlukan untuk memastikan distribusi beban aksial yang merata ke seluruh bidang tekan silinder.

Alat Capping Beton Silinder

  • Cetakan capping yang memiliki ukuran yang sesuai dengan dimensi spesimen.
  • Alat untuk mencairkan belerang yang dilengkapi dengan pemanas api.

Prosedur Capping Beton Silinder

  1. Siapkan serbuk belerang atau senyawa capping, pemanas dengan suhu sampai 130°C (265°F), dan termometer logam untuk memeriksa suhu.
  2. Lelehkan serbuk belerang atau senyawa capping.
  3. Setelah menjadi cair, aduk belerang cair sebelum dituangkan ke dalam cetakan capping.
  4. Tuangkan belerang cair ke dalam cetakan kemudian letakkan beton silinder dengan kedua tangan di atasnya. Pastikan ujung silinder beton sebelum diletakkan dalam cetakan dalam keadaan kering.
  5. Langkah ke-4 harus dilakukan dengan cepat sebelum sulfur cair membeku.
  6. Ketebalan capping harus sekitar 3 mm dan tidak melebihi 8 mm.
  7. Sebelum dilakukan uji kuat tekan, capping harus didiam kan dahulu agar memiliki kekuatan yang sebanding dengan beton.

Tujuan Percobaan Uji Tekan Beton

Tujuan dari percobaan uji tekan beton adalah menentukan kekuatan tekan beton berbentuk silinder yang dibuat dengan dirawat (curing) di laboratorium. Kekuatan tekan beton adalah perbandingan beban terhadap luas penampang beton.

Alat Uji Tekan Beton

Alat yang digunakan dalam uji tekan beton adalah UTM (Universal Testing Machine) berkapasitas 100 ton.

Benda Uji Tekan Beton

Benda yang diuji adalah beton silinder.

Prosedur Uji Tekan Beton

  1. Ambil benda uji dari tepat perawatan.
  2. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.
  3. Jalankan mesin uji tekan. Tekanan harus dinaikkan berangsur-angsur dengan kecepatan antara 4 kg/cm2 sampai dengan 6 kg/cm2 per detik.
  4. Lakukan pembebanan sampai benda uji hancur dan catatlah benda uji beban maksimum hancur yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
  5. Lakukan langkah (a), (b), (c), (d) sesuai dengan jumlah benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekan karakteristiknya.

Hasil Uji Tekan Beton

Kuat tekan beton = P/A       
Di mana,
P = beban maksimum, N
A = luas penampang benda uji, mm2
Hasil Pengujian Tekan Beton




Dari tabel 5.1 didapatkan bahwa persentase kuat tekan beton pada hari ke-7 adalah 79,22 kg/cm^2 dan 56,8 kg/cm^2, pada hari ke-14 adalah 148,26 kg/cm^2 dan 144,30 kg/cm^2, dan pada hari ke-28 adalah 181,08 kg/cm^2 dan 186,74 kg/cm^2. Tentu hal ini jauh dari persentase kuat tekan beton yang seharusnya didapatkan yaitu untuk hari ke-7 adalah 65%, hari ke-14 adalah 88%, dan pada hari ke-28 adalah 100%. Hal ini terjadi karena beberapa hal antara lain; Jumlah air pada adonan beton terlalu banyak karena berusaha memenuhi nilai slumpseharusnya jika ditambahkan air maka komponen lainnya seperti agregat kasar, halus, semen juga harus disesuaikan, lalu pada saat curing beton terlambat 1 hari sehingga proses curing kurang maksimal, dan terakhir mungkin saja adalah proses pengadukan yang kurang homogen.

Kesimpulan

Dari beton yang sudah dibuat, kuat tekan beton yang diinginkan yaitu 275 Mpa. Sehingga belum terpenuhi .
Kekuatan beton belum bisa terpenuhi dikarenakan beberapa faktor di antaranya pada saat penambahan air untuk mencapai nilai slump 10 cm seharusnya yang ditambahkan bukan hanya air saja, tetapi komponen material yang lainnya juga. Selain itu, Pada proses curing, beton terlambat 1 hari sehingga proses curing kurang maksimal. Oleh karena itu, sebaiknya kita tepat waktu dalam setiap tahapan-tahapannya termasuk tahapan curing sehingga semua tahapannya berjalan lancar.

No comments:

Post a Comment