Pada praktikum ini akan dibahas mengenai uji tarik baja. berikut hasil dari percobaan kelompok 2 dari modul 8.
Perancangan Proporsi Campuran Beton (Berdasarkan ACI Committee 211)
Menurut ACI Committee 211 ada beberapa langkah yang harus
diperhatikan untuk membuat campuran beton yang ekonomis tetapi memenuhi
syarat durabilitas dan kekuatan. Berikut langkah-langkah yang harus
diperhatikan untuk merencanakan campuran beton yang akan dibuat.
- Menentukan Nilai Slump
Nilai slump didapat dari slump test yang dilakukan. Nilai slump bervariasi tergantung pada jenis konstruksi yang ingin dibuat. Sebagai referensi untuk nilai slump dapat dilihat pada tabel 4.1 yang ada di bawah ini.
- Menentukan ukuran agregat kasar dan agregat halus
Penentuan ukuran maksimum agregat kasar didasarkan dengan struktur
yang ingin dibangun. Ukuran maksimum agregat kasar harus lebih kecil
atau sama dengan:
- 1/5 jarak terkecil antara 2 tepi bekisting
- 1/3 tebal plat lantai
- 3/4 jarak bersih selimut beton
- 2/3 jarak bersih antar tulangan
- Menentukan Estimasi Kadar Air
Kadar air disesuaikan dengan ukuran slump, ukuran maksimum
agregat, dan jenis beton (penambahan udara atau tidak dengan penambahan
udara). Kebutuhan air pada campuran dapat dilihat pada Tabel 4.2.
sebagai referensi
- Menentukan Water Cement Ratio
Untuk menentukan Water Cement Ratio diperlukan kuat tekan rata-rata (fm). Persamaan yang digunakan seperti yang terdapat di bawah ini:
fm : Kuat tekan rata-rata
fc’ : Kuat tekan beton yang direncanakan
Sd : Standar Deviasi
fc’ : Kuat tekan beton yang direncanakan
Sd : Standar Deviasi
Nilai standar deviasi ditentukan dari tempat pembuatan dan kondisi
pembuatan. Standar deviasi dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai
referensi. Setelah mendapat nilai kuat tekan rata-rata maka dapat
dilihat pada tabel 4.4 sebagai referensi untuk menentukan Water Cement Ratio.
Hubungan Rasio Air-Semen dan Kuat Tekan Beton
- Menentukan Kadar Semen
Kadar semen ditentukan setelah diketahui rasio air semen dan kadar
air. Persamaan yang digunakan untuk menghitung kadar semen adalah :
Ksemen : Kadar semen
Kair : Kadar air
FAS : Rasio air semen
Kair : Kadar air
FAS : Rasio air semen
- Menentukan Estimasi kandungan agregat kasar
Kadar agregat kasar ditentukan pada ukuran maksimum agregat kasar, Modulus kehalusan, dan nilai slump. Standar volume persatuan volume beton agregat kasar dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai referensi. Untuk nilai slump
selain 75-100mm, diperlukan faktor koreksi yang dapat dilihat pada
tabel 4.6. Setelah didapatkan data dari kedua tabel, maka kadar agregat
kasar adalah:
Rancangan campuran beton yang ekonomis bisa didapat dengan
menggunakan semaksimal mungkin volume agregat kasar (atas dasar berat
isi kering atau dry rodded unit weight) persatuan volume beton.
Data eksperimen menunjukkan bahwa semakin halus pasir dan semakin berat
ukuran maksimum partikel agregat kasar, semakin banyak volume agregat
kasar yang dapat dicampurkan untuk menghasilkan campuran beton dengan
kelayakan yang baik.
Volume Agregat Kasar Persatuan Volume Beton untuk Beton
Faktor koreksi untuk nilai slump yang berbeda
- Menentukan Estimasi Kadar Agregat Halus
Setelah menentukan kadar agregat kasar, yang selanjutnya dilakukan
adalah menentukan kadar agregat halus. Terdapat 2 buah metode dalam
menentukan jumlah agregat halus, yaitu dengan cara perhitungan berat(weight method) dan cara perhitungan volume absolut (absolut volume method).
a. Metode perhitungan berat
Pada metode perhitungan berat, jika berat jenis beton diketahui, maka
berat pasir yang dibutuhkan adalah selisih berat jenis beton dengan
berat total air, semen, dan agregat kasar persatuan volume beton.
Sedangkan jika data berat jenis beton belum diketahui dapat menggunakan
tabel 4.7 untuk menentukan estimasi awal. Jika kadar semen lebih besar
atau lebih kecil dari 325 kg/m3, maka berat jenis beton dikoreksi
menjadi sebagai berikut:
X’ : Berat Jenis beton koreksi
X : Berat Jenis beton mula mula
Ws : Kadar semen
X : Berat Jenis beton mula mula
Ws : Kadar semen
Sedangkan jika berat air yang ada lebih besar/kecil dari berat air yang dibutuhkan untuk menghasilkan slump 75-100 mm, maka harga berat jenis beton dikoreksi menjadi sebagai berikut:
X’ : Berat Jenis beton koreksi
X : Berat Jenis beton mula mula
Ws: Kadar semen
Wa : Kadar Air
X : Berat Jenis beton mula mula
Ws: Kadar semen
Wa : Kadar Air
Jika berat jenis agregat kasar lebih besar/kecil dari 2.7, maka berat jenis
beton dikoreksi menjadi sebagai berikut:
beton dikoreksi menjadi sebagai berikut:
Selain menggunakan Tabel 4.7., estimasi awal berat jenis beton juga
dapat diperoleh melalui persamaan:
dapat diperoleh melalui persamaan:
Estimasi Awal untuk Berat Jenis Beton Segar
b. Metode Volume Absolut
Untuk menghitung dengan metode volume absoult, volume pasirdidapat
dengan mengurangi volume satuan beton dengan volume totaldari komposisi
campuran yang sudah diketahui. Persamaan yangdigunakan adalah:
- Koreksi Kandungan Air
Kadar masing-masing bahan yang ditentukan pada langkah-langkah
sebelumnya masih dalam kondisi SSD. Namun pada nyatanya bahan belum
tentu dalam kondisi SSD. Oleh karena itu kadar masing-masing agregat dan
air perlu dikoreksi. Berikut rumus yang disediakan.
Kag. kasar SSD : Kadar agregat kasar (kg)
Kag. halus SSD : Kadar agregat halus (kg)
ak : Penyerapan air kondisi SSD agregat kasar
mk : Kadar air kondisi SSD agregat kasar
ah : Penyerapan air kondisi SSD agregat halus
mh : Kadar air kondisi SSD agregat halus
Kag. halus SSD : Kadar agregat halus (kg)
ak : Penyerapan air kondisi SSD agregat kasar
mk : Kadar air kondisi SSD agregat kasar
ah : Penyerapan air kondisi SSD agregat halus
mh : Kadar air kondisi SSD agregat halus
Setelah itu massa air, agregat kasar dan agregat halus dapat diketahui yaitu:
- Menentukan Masing-masing bahan
Massa masing-masing bahan diperoleh dengan mengalikan kadar dengan
volume rancangan beton yang ingin dibuat. Massa kemudian ditambah 15%.
Perhitungan Perencanaan Campuran Beton (Concrete Mix Design)
- Menentukan Nilai Slump
Pada pembuatan beton ini slump yang diinginkan telah ditentukan yaitu slump 10 cm.
- Menentukan Ukuran Agregat Kasar Maksimum
Pada pembuatan beton ini, ukuran agregat maksimum yang akan digunakan telah diuji, yaitu 20 mm
- Menentukan Estimasi Kadar Air
Karena nilai slump yang telah ditentukan adalah 75 – 100 mm,
ukuran maksimum agregat kasar yang digunakan adalah 20 mm, dan untuk
rancangan campuran beton kali ini tanpa penambahan udara, Kebutuhan air
pada campuran dapat dilihat pada Tabel 4.2., maka kebutuhan air
pencampur adalah 200 dan udara yang tersekap adalah 2%.
- Menentukan Water Cement Ratio
Kondisi pembuatan beton ini dilakukan di laboratorium dengan kondisi
pengerjaan kurang baik supaya lebih konservatif. Beton yang direncanakan
dibuat dengan tipe K250, yaitu memiliki kuat tekan 24.85 MPa.
Setelah memperoleh kuat tekan rata-rata, maka dapat melihat Tabel
4.4. dapat diperoleh FAS. Namun, karena kuat tekan 24.85 MPa tidak ada
pada tabel, maka perlu dilakukan interpolasi.
Maka nilai FAS yang didapat dengan persamaan diatas yaitu 0,613
- Menentukan Kadar Semen
Setelah diperoleh FAS dan kadar air, maka kadar semen dapat diperoleh dengan memasukkan ke dalam persamaan berikut.
Setelah memasukkan kadar air sebesar 200 dan FAS sebesar 0.613,maka diperoleh kadar semen adalah 326,264 .
- Menentukan Kandungan Agregat Kasar
Volume persatuan volume beton agregat kasar dapat dilihat pada tabel4.5. Karena nilai slump
selain 75-100mm, maka faktor koreksi adalah1. Pada praktikum pekan II
modul 3 (Analisis Saringan Agregat Halus dan Agregat Kasar), didapatkan
nilai modulus kehalusan pasir 3.914 adalah atau dapat dibulatkan
menjadi 3,00, sehingga didapatkan volume agregat kasar (dry rodded)
persatuan volume beton adalah 0,60. Selain itu pada praktikum pekan II
modul 2 (Pemeriksaan Berat Volume Agregat), didapatkan bahwa berat
volume agregat pada keadaan padat adalah 1490 kg/Liter
Dengan diperoleh volume persatuan volume beton, maka kadar dapat diperoleh dengan persamaan (rho agregat kasar = 1460 kg/m^3)
Maka didapat Kadar agregat kasar 894 kg/m^3
- Menentukan Estimasi Kadar Agregat Halus
Pada penentuan kadar agregat halus, pertama-tama menentukan estimasi
berat beton per m3 beton yang diperoleh dari Tabel 4.7. Untuk ukuran
maksimum agregat kasar 20 mm dan tanpa penambahan udara, estimasi berat
jenis beton adalah 2355 kg/m3. Kemudian kadar agregat halus dapat
ditentukan dengan persamaan
Maka kadar agregat halus diperoleh 896.79 kg/m^3
Koreksi Kandungan Air
- Perhitungan koreksi massa air dari agregat kasar:
- Perhitungan koreksi massa agregat kasar:
- Perhitungan koreksi massa air dari agregat halus
- Perhitungan koreksi massa agregat halus
Maka kadar agregat kasar adalah : 862.136 kg/m^3
Maka kadar agregat halus adalah : 850.171 kg/m^3
Maka kadar air adalah : 170.005 kg/m^3
Maka kadar semen adalah : 326.624 kg/m^3
Maka kadar agregat halus adalah : 850.171 kg/m^3
Maka kadar air adalah : 170.005 kg/m^3
Maka kadar semen adalah : 326.624 kg/m^3
- Menentukan Massa Masing-Masing Bahan
Beton akan dibuat 6 buah dengan bentuk masing-masing tabung memiliki ukuran tinggi 30 cm dan diameter 15 cm.
Tabel Mix DesignPerhitungan Komposisi Unsur Beton
Perhitungan Komposisi Unsur Beton
Komposisi Berat Unsur Adukan /m3 Beton
Komposisi Jumlah Air dan Berat Unsur Untuk Perencanaan Lapangan
Komposisi Campuran Beton Kondisi Lapangan /m3
Komposisi Unsur Campuran Beton/Kapasitas Mesin Molen : 0,03M
Data setelah pengadukan/pencampuran
No comments:
Post a Comment