Pada praktikum ini akan dibahas mengenai uji tarik baja.
berikut hasil dari percobaan kelompok 2 dari modul 1.
Referensi
Referensi yang di gunakan adalah ASTM E8- Tension Testing of
Metallic Materials
Tujuan
Tujuan dari percobaan ini sebagai berikut.
1. Menentukan hubungan tegangan dan regangan
2. Menentukan tegangan leleh baja
3. Menentukan tegangan tarik baja
4. Menentukan perpanjangan dan pengurangan luas area
penampang
5. Menentukan modulus elastis baja
6. Menentukan tegangan runtuh baja
Alat
1. Jangka sorong, untuk mengukur diameter penampang
2. Uji Universal Testing Machine (UTM), untuk memberi dan
mengontrol laju pembebanan
3. LVDT, untuk mencatat defleksi/perpanjangan
4. Load cell, untuk mengubah beban UTM dari analog menjadi
digital
5. Data Logger, untuk alat pencatat data dari load cell dan
LVDT
6. Strain Gauge, untuk mengukur regangan
Benda Uji
Pada praktikum ini benda uji yang akan diuji sebanyak 3 buah
untuk masing-masing jenis tulangan. Tiga benda uji yang dites mempunyai luas
penampang yang berbeda-beda. (Diameter tulangan polos 8, 10, 12 dan diameter
tulangan ulir 10, 13, 16). Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh luas
penampang terhadap properti baja.
Pada salah satu benda uji tulangan polos dengan diameter 12
dipasang strain gauge yang berfungsi untuk mencatat tegangan dan regangan.
Hasil tegangan dan regangan yang diperoleh dari strain gauge ini akan
dibandingkan dengan tegangan dan regangan yang diperoleh dengan cara di atas.
Prosedur
1. Benda uji dipersiapkan. Setiap benda uji diberikan
nomor/nama sebagai identitas. Lalu, diameter dan panjang dari masing-masing
benda uji diukur dengan menggunakan penggaris/jangka sorong.
2. Alat dipersiapkan. Dipastikan terlebih dahulu bahwa semua
alat yang akan digunakan dapat berfungsi dengan baik. Lalu, semua alat
dikalibrasi agar hasil akurat.
3. Benda uji dipasang kemesin UTM dengan diperhatikan bahwa
sumbu alat penjepit berhimpit dengan sumbu benda uji. Lalu, alat ukur dipasang.
4. Pengujian dilaksanakan. Dilakukan penarikan benda uji
dengan pertambahan beban yang konstan sampai benda uji putus, kemudian dicatat
dan diamati besarnya perpanjangan yang terjadi setiap penambahan beban. Diamati
pula secara visual perilaku benda uji. Setelah benda uji putus, diukur diameter
pen penampang pada daerah putus dan diukur pula panjang akhir dari benda uji.
Analisis dan Hasil
Hasil Pengujian Baja
Hasil Uji Tarik Baja (1)
Hasil Uji Tarik Baja (2)
Grafik Tegangan-Regangan Pengujian Baja Polos
1. Baja Polos diameter 8 mm
2. Baja Polos diameter 10 mm
3. Baja Polos diameter 12 mm
Baja Ulir diameter 12 mm dengan Strain Gauge
Grafik Tegangan-Regangan Pengujian Baja Ulir
1. Baja Ulir diameter 10 mm
2. Baja Ulir diameter 13 mm
3. Baja Ulir diameter 16 mm
Tegangan Leleh
Tegangan leleh adalah besarnya tegangan yang bekerja pada saat
benda uji mengalami leleh pertama. Tegangan leleh dapat dihitung dengan rumus:
ρ_y= P_y/A_o
Di mana,
Py : Gaya tarik saat terjadi leleh pertama
Ao : Luas penampang aktual
Diambil salah satu data percobaan yaitu data baja polos
berdiameter 12 mm yang tertera pada grafik. sebagai contoh perhitungan:
ρ_y= P_y/A_o
ρ_y= (4300×9,81 /1000000)/0,000108
ρ_y= 388,555591 MPa
Berikut adalah tabel hasil tegangan leleh dari masing-masing
benda uji.
Tegangan Tarik
Tegangan tarik merupakan tegangan maksimum yang mampu
ditahan baja sebelum baja tersebut putus. Tegangan tarik dapat dihitung dengan
rumus:
σ_max= P_max/A_o
Dimana,
Pmax : Gaya tarik saat sebelum baja putus
Ao : Luas penampang aktual
Diambil salah satu data percobaan yaitu data baja polos
berdiameter 12 mm yang tertera pada grafik. sebagai contoh perhitungan:
σ_max= ((6300×9,81)/1000000)/0,000108
σ_max= 569.279122 MPa
Berikut adalah tabel hasil tegangan tarik maksimum
masing-masing benda uji.
Persentase Perpanjangan/Elongasi
Elongasi merupakan perbedaan panjang saat baja sesudah putus
dengan panjang awal baja. Elongasi dapat dihitung dengan rumus:
% Elongasi= ∆L/L_0 x 100
Di mana,
∆L: Perbedaan panjang baja
L_0: Panjang awal baja
Persentase Perpanjangan Benda Uji
Modulus Elastisitas
Berdasarkan Hukum Hooke, modulus elastisitas dapat
dinyatakan melalui persamaan berikut ini.
E=(Tegangan (σ))/(Regangan(ε))
Tabel berikut merupakan hasil modulus elastisitas pada suatu
contoh benda uji yaitu baja polos berdiameter 12mm.
Dilihat dari Grafik 6.3 yaitu grafik tegangan-regangan baja
polos berdiameter 12 mm, dengan menggunakan analisis regresi linear dapat
diperoleh persamaan y = 1840,8x + 305,84, yang menunjukkan hubungan antara
tegangan dan regangan yaitu bersifat berbanding lurus.
Persentase Pengurangan Luas
Pengurangan luas merupakan pengurangan luas penampang akibat
penarikan dititik baja dapat ditarik. Pengurangan luas dapat dihitung dengan
rumus:
%RA= (A_aktual-A_akhir)/A_aktual ×100
Di mana,
Aaktual : Luas penampang aktual baja dalam kondisi awal
Aakhir : Luas penampang setelah baja ditarik
Presentase Pengurangan Luas Benda Uji
Analisis
Masing-masing parameter sifat-sifat mekanik pada benda uji
memiliki hasil yang beragam, namun memiliki hasil dalam kisaran/persebaran data
yang sama. Pada parameter pertama, tegangan leleh, hasil data tersebar pada
kisaran 320-565 MPa dengan rata-rata 408,987 MPa. Kemudian pada parameter
kedua, tegangan tarik, hasil data tersebar pada kisaran 445-710 MPa dengan
rata-rata 559,122 MPa. Untuk parameter perubahan panjang (%elongasi) berkisar
pada 7% hingga 31% dengan rata-rata 12,415%, sedangkan untuk perubahan luas
penampang (%RA) berkisar pada 24% hingga 65% dengan rata-rata 52,358%, dan
untuk parameter terakhir, modulus elastisitas berkisar pada 390-3500 MPa dengan
rata-rata 1585,552 MPa.
Dokumentasi
No comments:
Post a Comment