Blog ini dibuat oleh Muhammad Ihsanil Arsyad (15518045), mahasiswa program studi Teknik Kelautan ITB untuk menyelesaiakan tugas mata kuliah KL2105 (Bahan Bangunan Laut) dengan dosen Pak Eddy Rachman Gandanegara ST,MT
PRAKTIKUM : ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN AGREGAT KASAR
Pada praktikum ini akan dibahas mengenai uji tarik baja. berikut hasil dari percobaan kelompok 2 dari modul 3.
Referensi Referensi digunakan adalah
ASTM C136 – Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates
SNI 03-1968-1990 – Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar
Tujuan percobaan
Tujuan percobaan ini adalah
Menentukan distribusi ukuran partikel dari agregat halus.
Menentukan distribusi ukuran partikel dari agregat kasar.
Alat dan Benda Uji
Alat
Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji
Wadah atau Talam
Sekop
Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk pemanasan sampai (110 ± 5)°C
Satu set saringan dengan ukuran
Spesifikasi Saringan Agregat Halus
Spesifikasi Saringan Agregat Kasar
Benda Uji
Agregat halus yang sudah dikeringkan (pasir)
Agregat kasar yang sudah dikeringkan (kerikil)
Prosedur Percobaan
Sebelum benda uji digunakan, keringkan terlebih dahulu
agregat sampel tes dengan berat yang telah ditentukan pada temperatur
(110 ± 5)°C, kemudian dinginkan pada temperatur ruangan.
Ambilah contoh agregat. Untuk agregat halus gunakan sebanyak 500 g pasir dan agregat kasar sebanyak 3000 g kerikil.
Masukkan agregat ke dalam set set saringan agregat
Goyangkan saringan dengan tangan saat agregat dituang ke saringan.
Hitung berat agregat yang tertahan pada masing-masing saringan.
Catat berat yang tertahan.
Hasil dan Analisis percobaan
Analisis Saringan Agregat Halus
Analisis Saringan Agregat Kasar
Analisis saringan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah
agregat halus yang ada layak atau tidak untuk digunakan pada pencampuran
atau perencanaan beton. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan,
didapatkan hasil bahwa pada persebaran 1(yaitu pada saringan 9.50, 4.75,
2.36, 1.18, 0.60 mm) sebagian besar agregat halus berada diantara batas
atas dan batas bawah sehingga secara keseluruhan agregat halus layak
untuk digunakan. Namun, Pada persebaran 2 ( saringan 0.30, 0.15, 0.075
mm) ada lebih banyak agregat yang tidak berada diantara batas atas dan
batas bawah karena tidak terdistribusi dengan baik sehingga tidak layak
digunakan. Selain itu, modulus kehalusan dari agregat halus adalah
3,342. Sedangkan berdasarkan ASTM C33-97 syarat modulus kehalusan
agregat halus adalah 2,3 – 3,1.
Kondisi tidak ideal ini dapat terjadi karena ada banyak kemungkinan error
yang terjadi terutama saat teknis menyaring (mengguncang) yang kurang
intens dan merata, kemudian karena ada agregat yang seharusnya lolos,
tetapi menjadi tidak lolos karena tertutup oleh agregat halus yang
lainnya.
Sementara itu, untuk kurva gradasi agregat kasar menunjukkan bahwa
variasi distribusi gradasi agregat kasar yang berada di laboratorium
merupakan variasi distribusi seragam. Hal ini dikarenakan sebagian besar
ukuran agregat kasar sama, yaitu ukuran 9,50 mm untuk 2616 gram dari
3000 gram, sehingga kedua agregat yang berada di Laboratorium, baik
agregat halus maupun agregat kasar tidak terdistribusi dengan baik atau
tidak memenuhi syarat pembuatan atau perancangan beton dan tidak layak
untuk digunakan sebagai bahan perencanaan campuran beton. Untuk
memperoleh campuran beton dan kualitas beton yang baik, maka gradasi
agregatnya harus menerus atau dalam satu set saringan, agar agregat
memiliki semua ukuran butiran dan terdistribusi dengan baik.
Kesimpulan
Agregat halus didapatkan pada persebaran 1 (yaitu pada
saringan 9.50, 4.75, 2.36, 1.18, 0.60 mm) sebagian besar agregat halus
berada diantara batas atas dan batas bawah sehingga agregat halus layak
digunakan.
Pada persebaran 2 (yaitu saringan 0.30, 0.15, 0.075
mm) banyak agregat yang tidak berada diantara batas atas dan batas bawah
sehingga tidak layak digunakan.
Modulus kehalusan dari agregat
halus adalah 3,914. Sedangkan berdasarkan ASTM C33-97 syarat modulus
kehalusan agregat halus adalah 2,3 – 3,1. Oleh karena itu agregat yang
berada di Laboratorium tidak layak digunakan.
Kurva gradasi
agregat kasar menunjukkan bahwa variasi distribusi gradasi agregat kasar
yang berada di laboratorium merupakan variasi distribusi seragam. Hal
ini dikarenakan sebagian besar ukuran agregat kasar sama, yaitu ukuran
9,50 mm untuk 2616 gram dari 3000 gram. Oleh karena itu agregat tidak
layak digunakan.
No comments:
Post a Comment